Laporan
Praktikum Biologi Umum II
SAMPAH
DAN PERMASALAHANNYA
![](file:///C:\Users\Win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg)
Oleh :
Kelompok 7
Priskila
Uli Arta Lumban Tobing 4143141047
Puspita
Sari 4142141012
Syariel
Diputra Sihole 4141141072
Siti Novia Ningrum
Yohana
Rotua Situmorang 4141141082
Faridah
Irmianah 4143141017
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
NEGERI MEDAN
MEDAN
2015
Sampah dan
Permasalahannya
Tujuan :
·
Mempelajari Tingkat pencemaran
melalui sampah organik
dan anorganik
·
Menganalisis pengaruh
sampah terhadap kebersihan lingkungan
·
Meningkatkan
sosialisasi dengan masyarakat sekitar mengenai pentingnya kebersihan
·
Mengetahui macam-macam
sampah
·
Mengetahui
komponen-komponen sampah
Tinjauan Teoritis :
A.Pengertian Sampah
Sampah adalah barang buangan. Sampah adalah materi
sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses yang merupakan
konsep buatan manusia. Sampah merupakan masalah bagi orang di seluruh dunia ini
karena sampah merupakan suatu barang yang
tidak terpakai lagi. Seiring dengan semakin tingginya populasi manusia, maka
produksi sampah juga akan semakin tinggi. Hal itu tidak bisa dielakkan.
Sampah sebagai materi sisa jelas sudah tidak
dibutuhkan lagi dan tidak memiliki nilai ekonomi, sedangkan kesadaran masyarakat sendiri
untuk membuang sampah pada tempatnya juga masih rendah.Masalah lainnya dari
sampah adalah penanganan sampah. Selama ini sampah sepenuhnya menjadi tanggung
jawab pemerintah, sedangkan pemerintah sendiri kekurangan dana, teknologi dan
sumberdaya manusia untuk penangangan
sampah itu sendiri. Biaya retribusi yang
selama ini di bayar oleh masyarakat diakui oleh pemerintah hanya menutupi 10%
dari biaya penanganan sampah. Tempat pembuangan sampah (TPS) dan tempat
pembuangan akhir (TPA) serta tong-tong sampah selama ini selalu di tolak
keberadaannya oleh masyarakat.
B.Jenis-jenis Sampah.
1.Berdasarkan Sumbernya
Berdasarkan
sumbernya sampah dibedakan atas:
1.1 Sampah alam
Sampah adalah sampah yang diproduksi di kehidupan
liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun
kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar,
sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan
pemukiman.
1.2Sampah manusia
Sampah manusia (Inggris: human waste)
adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia,
seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi
kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit
yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada manusia adalah pengurangan penularan penyakit
melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi. Termasuk
didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing).Sampah manusia
dapat dikurangi dan Pemukiman : biasanya berupa rumah atau
apartemen. Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain sisa makanan, kertas,
kardus, plastik, tekstil, kulit, sampah kebun, kayu, kaca, logam, barang bekas
rumah tangga, limbah berbahaya dan beracun, dan sebagainya Di negara industri,
jenis sampah atau yang dianggap sejenis sampah, dikelompokkan berdasarkan
sumbernya seperti:
Daerah komersial : yang meliputi pertokoan, rumah makan, pasar,
perkantoran, hotel, dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain
kertas, kardus, plastik, kayu, sisa makanan, kaca, logam, limbah berbahaya dan
beracun, dan sebagainya
Institusi : yaitu sekolah, rumah sakit,
penjara, pusat pemerintahan, dan lan-lain.Jenis sampah yang ditimbulkan sama
dengan jenis sampah pada daerah komersial
Konstruksi dan pembongkaran bangunan :
meliputi pembuatan konstruksi baru, perbaikan jalan, dan lain-lain. Jenis
sampah yang ditimbulkan antara lain kayu, baja, beton, debu, dan lain – lain
Fasilitas umum : seperti penyapuan
jalan, pantai, tempat rekreasi, dan lain -lain. Jenis sampah yang ditimbulkan
antara lain rubbish, sampah taman, ranting, daun, dan sebagainya
Pengolah limbah domestik seperti
Instalasi pengolahan air minum, Instalasi pengolahan air buangan, dan
insinerator. Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain lumpur hasil pengolahan,
debu, dan sebagainya
Kawasan Industri: jenis sampah yang
ditimbulkan antara lain sisa proses produksi, buangan non industri, dan
sebagainya
Pertanian : jenis sampah yang dihasilkan
antara lain sisa makanan busuk, sisa pertanian.
2..Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan sifatnya sampah dibedakan oleh:
Sampah
organik adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup dan dapat diuraikan (degradable)
oleh pengurai
Sampah
anorganik adalahSampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk,
seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan
gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah
komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya. Beberapa
sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik wadah pembungkus makanan,
botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran,
HVS, maupun karton
3.Berdasarkan bentuknya
Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang
tidak dipergunakan lagi dan dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi
sebagai:
Sampah Padat
Sampah
padat adalah segala bahan buangan dapat berupa sampah rumah tangga: sampah
dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya
sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik.
Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan
dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.Sampah ini
mungkin mengandung patogen.
Jumlah
sampah yang semakin besar memerlukan pengelolaan yang harus dilakukan secara
bertanggung jawab.Selama tahapan penanganan sampah banyak kegiatan dan
fasilitas yang bila tidak dilakukan / disediakan dengan benar akan menimbulkan
dampak yang berpotensi mengganggu lingkungan.
Berikut
ini merupakan dampak yang ditimbulkan oleh sampah, antara lain:
3.1 Dampak
bagi kesehatan
Wadah sampah merupakan tempat yang sangat ideal bagi
pertumbuhan faktor penyakit terutama lalat dan tikus.Hal ini disebabkan dalam
wadah sampah tersedia sisa makanan dalam jumlah yang besar. Tempat Penampungan
Sementara/Container juga merupakan tempat berkembangnya faktor tersebut karena
alasan yang sama. Sudah tentu ini akan menurunkan kualitas kesehatan lingkungan
sekitarnya.
3.2 Dampak
terhadap Lingkungan
Pencemaran darat yang dapat ditimbulkan oleh sampah
misalnya ditinjau dari segi kesehatan sebagai tempat bersarang dan menyebarnya
bibit penyakit, sedangkan ditinjau dari segi keindahan, tentu saja menurunnya
estetika (tidak sedap dipandang mata).
Cairan
rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air.
Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan
lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis.
Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan
gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam
konsentrasi tinggi dapat meledak.
Macam pencemarann perairan yang ditimbulkan oleh
sampah misalnya terjadinya perubahan warna dan bau pada air sungai, penyebaran
bahan kimia dan mikroorganisme yang terbawa air hujan dan meresapnya
bahan-bahan berbahaya sehingga mencemari sumur dan sumber air.Bahan-bahan
pencemar yang masuk kedalam air tanah dapat muncul ke permukaan tanah melalui
air sumur penduduk dan mata air. Jika bahan pencemar itu berupa B3 (bahan
berbahaya dan beracun) mislnya air raksa (merkuri), chrom, timbale, cadmium,
maka akan berbahaya bagi manusia, karena dapat menyebabkan gangguan pada
syaraf, cacat pada bayi, kerusakan sel-sel hati atau ginjal. Baterai bekas
(untuk senter, kamera, sepatu menyala, jam tangan) mengandung merkuri atau
cadmium, jangan di buang disembarang tempat karena B3 didalamnya dapat meresap
ke sumur penduduk.
Macam pencemaran udara yang ditimbulkannya misalnya
mengeluarkan bau yang tidak sedap, debu gas-gas beracun. Pembakaran sampah
dapat meningkatkan karbonmonoksida (CO), karbondioksida (CO2)
nitrogen-monoksida (NO), gas belerang, amoniak dan asap di udara. Asap di
udara, asap yang ditimbulkan dari bahan plastik ada yang bersifat karsinogen,
artinya dapat menimbulkan kanker, berhati-hatilah dalam membakar sampah.
3.3
Dampak
terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
·
Pengelolaan sampah yang
kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat:
bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran
dimana-mana.
·
Memberikan dampak negatif
terhadap kepariwisataan. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya
tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya
pembiayaan secara langsung (untuk mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara
tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya produktivitas).
·
Pembuangan sampah padat
ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas
pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.
·
Infrastruktur lain
dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti
tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan
sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di
jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan
diperbaiki.
§ Sampah yang seragam. Sampah dari kegiatan industri pada umumnya termasuk
dalam golongan ini. Sampah dari kantor sering hanya terdiri atas kertas,
karton, kertas karbon, dan masih dapat digolongkan dalam golongan sampah yang
seragam
§ Sampah yang tidak seragam (campuran), misalnya sampah yang berasal dari pasar
atau sampah dari tempat-tempat umum.
B.Pengelolaan Sampah Kumpul – Angkut – Buang
Penyingkiran dan pemusnahan sampah atau
limbah padat lainnya ke dalam tanah merupakan cara yang selalu digunakan,
karena alternatif pengolahan lain belum dapat menuntaskanpermasalahan yang ada.
Cara ini mempunyai banyak resiko, terutama akibat kemungkinan pencemaran air
tanah. Di negara majupun cara ini masih tetap digunakan walaupun porsinya
tambah lama tambah menurun.
Cara penyingkiran limbah ke dalam tanah yang dikenal sebagai landfilling
merupakan cara yang sampai saat ini paling banyak digunakan, karena
biayanya relatif murah, pengoperasiannya mudah dan luwes dalam menerima limbah.
Namun fasilitas ini berpotensi mendatangkan masalah pada lingkungan, terutama
dari lindi (leachate) yang dapat mencemari air tanah serta timbulnya bau
dan lalat yang mengganggu, karena biasanya sarana ini tidak disiapkan dan tidak
dioperasikan dengan baik.
Dilihat dari komposisi sampah, maka sebagian besar sampah kota di Indonesia
adalah tergolong sampah hayati, atau secara umum dikenal sebagai sampah
organik. Sampah yang tergolong hayati ini untuk kota-kota besar bisa mencapai
70 % dari total sampah, dan sekitar 28 % adalah sampah non-hayati yang menjadi
obyek aktivitas pemulung yang cukup potensial, mulai dari sumber sampah (dari
rumah-rumah) sampai ke TPA. Sisanya (sekitar 2%) tergolong B3 yang perlu
dikelola tersendiri.
Berdasarkan hal itulah di sekitar tahun 1980-an Pusat Penelitian Lingkungan
Hidup (PPLH) ITB memperkenalkan konsep Kawasan Industri Sampah (KIS)
pada tingkat kawasan dengan sasaran meminimalkan sampah yang akan diangkut ke
TPA sebanyak mungkin dengan melibatkan swadaya masyarakat dalam daur-ulang
sampah. Konsep ini sempat diuji coba di beberapa kota termasuk di Jakarta.
Konsep sejenis sudah dikembangkan di Jakarta yaitu Usaha Daur-ulang dan
Produksi Kompos (UDPK) yang dimulai sekitar tahun 1991. Tetapi konsep ini tidak
berjalan lancar karena membutuhkan kesiapan semua fihak untuk merubah cara
fikir dan cara pandang dalam penanganan sampah, termasuk cara pandang Pengelola
Kota setempat. Konsep yang sejenis diperkenalkan oleh BPPT dengan zero-waste
nya. Secara teknis keberhasilan cara ini banyak tergantung pada bagaimana
memilah dan memisahkan sampah sedini mungkin, yaitu dimulai dari sampah di
rumah yang telah dipisah, gerobah sampah yang terdiri dari beberapa kompartemen
serta truk sampah yang akan mengangkut sampah sejenis menuju pemerosesan.
Sampah yang dibuang ke lingkungan akan menimbulkan masalah bagi kehidupan
dan kesehatan lingkungan, terutama kehidupan manusia. Masalah tersebut dewasa
ini menjadi isu yang hangat dan banyak disoroti karena memerlukan penanganan
yang serius. Beberapa permasalahan yang berkaitan dengan keberadaan sampah, di
antaranya:
Masalah estetita (keindahan) dan
kenyamanan yang merupakan gangguan bagi pandangan mata. Adanya sampah yang berserakan
dan kotor, atau adanya tumpukan sampah yang terbengkelai adalah pemandangan
yang tidak disukai oleh sebagaian besar masyarakat.
Sampah yang terdiri atas berbagai bahan
organik dan anorganik apabila telah terakumulasi dalam jumlah yang cukup besar,
merupakan sarang atau tempat berkumpulnya berbagai binatang yang dapat menjadi
vektor penyakit, seperti : lalat, tikus, kecoa, kucing, anjing liar, dan
sebagainya. Juga merupakan sumber dari berbagai organisme patogen, sehingga
akumulasi sampah merupakan sumber penyakit yang akan membahayakan kesehatan
masyarakat, terutama yang bertempat tinggal dekat dengan lokasi pembuangan
sampah.
Sampah yang berbentuk debu atau bahan
membusuk dapat mencemari udara. Bau yang timbul akibat adanya dekomposisi
materi organik dan debu yang beterbangan akan mengganggu saluran pernafasan,
serta penyakit lainnya.
Timbulan lindi (leachate) ,
sebagai efek dekomposisi biologis dari sampah memiliki potensi yang besar dalam
mencemari badan air sekelilingnya, terutama air tanah di bawahnya. Pencemaran
air tanah oleh lindi merupakan masalah terberat yang mungkin dihadapi dalam
pengelolaan sampah di Indonesia.
Sampah yang kering akan mudah
beterbangan dan mudah terbakar. Misalnya tumpukan sampah kertas kering akan
mudah terbakar hanya karena puntung rokok yang masih Sampah yang dibuang
sembarangan dapat menyumbat saluran-saluran air buangan dan drainase. Kondisi
seperti ini dapat menimbulkan bahaya banjir akibat terhambatnya pengaliran air
buangan dan air hujan.
Beberapa sifat dasar dari sampah,
seperti kemampuan termampatkan yang terbatas, keanekaragaman komposisi, waktu
untuk terdekomposisi sempurna yang cukup l ama, dan sebagainya, dapat
menimbulkan beberapa kesulitan dalam pengelolaannya. Misalnya, diperlukan lahan
yang cukup luas dan terletak agak jauh dari pemukiman penduduk, sebagai lokasi
pembuangan akhir sampah, volume sampah yang besar merupakan masalah tersendiri
dalam pengangkutannya, begitu juga dengan masalah pemisahan komponen-komponen
tertentu sebelum proses pengolahan, dan lain-lain.
Alat dan bahan :
1. Alat
tulis
2. Kertas
HVS
3. Timbangan
4. Sarung
tangan
5. Sampah
Prosedur Kerja :
1. Menyiapkan
alat tulis
2. Membuat
table data yang akan digunakan untuk mengisi jumlah sampah yang akan didata
oleh masing-masing kelompok
3. Melakukan
observasi dengan mengumpulkan sampah
dilingkungan yang telah di tentukan oleh dosen
4. Menghitung jumlah sampah
organik maupun anorganik disekitar lingkungan berdasarkan tempat yang telah
dibagi oleh Dosen
Pembahasan :
1.
Tabel
Pengamatan
NO
|
Hari/Tanggal
|
Lokasi
Pengamatan
|
Berat
sampah organik(10 rumah)
|
Berat
sampah anorganik(10 rumah)
|
Total
Berat
|
1
|
Jumat/06-02-15
|
Jln.Teratai dalam
|
18,2 Kg
|
9.2 Kg
|
27.4 Kg
|
2
|
Sabtu/07-02-15
|
Jln.Teratai dalam
|
18,8 Kg
|
8,8 Kg
|
27.6 Kg
|
3
|
Minggu/08-02-15
|
Jln.Teratai dalam
|
23,1 Kg
|
10,6 Kg
|
33,7 Kg
|
4
|
Senin/09-02-15
|
Jln.Teratai dalam
|
13,3 Kg
|
8,8 Kg
|
22,1 Kg
|
5
|
Selasa/10-02-15
|
Jln.Teratai dalam
|
20,7 Kg
|
13,4 Kg
|
34,1 Kg
|
6
|
Rabu/11-02-15
|
Jln.Teratai dalam
|
17 Kg
|
8,7 Kg
|
25,7 Kg
|
7
|
Kamis/12-02-15
|
Jln.Teratai dalam
|
18,1 Kg
|
9,6 Kg
|
27,7 Kg
|
8
|
Jumat/13-02-15
|
Jln.Teratai dalam
|
14,1 Kg
|
11,7 Kg
|
25,8 Kg
|
9
|
Sabtu/14-02-15
|
Jln.Teratai dalam
|
13,1 Kg
|
8,2 Kg
|
21,3 Kg
|
10
|
Minggu/15-02-15
|
Jln.Teratai dalam
|
16,5 Kg
|
9,8 Kg
|
26,3 Kg
|
2.tabel
persentase(%) pengamatan
NO
|
Hari/Tanggal
|
Lokasi
Pengamatan
|
Berat
sampah organik(%)
|
Berat
sampah anorganik(%)
|
Total
Berat(%)
|
1
|
Jumat/06-02-15
|
Jln.Teratai dalam
|
66 %
|
34 %
|
100 %
|
2
|
Sabtu/07-02-15
|
Jln.Teratai dalam
|
68 %
|
32 %
|
100 %
|
3
|
Minggu/08-02-15
|
Jln.Teratai dalam
|
68 %
|
32 %
|
100 %
|
4
|
Senin/09-02-15
|
Jln.Teratai dalam
|
60 %
|
40 %
|
100 %
|
5
|
Selasa/10-02-15
|
Jln.Teratai dalam
|
60 %
|
40 %
|
100 %
|
6
|
Rabu/11-02-15
|
Jln.Teratai dalam
|
66 %
|
34 %
|
100 %
|
7
|
Kamis/12-02-15
|
Jln.Teratai dalam
|
65 %
|
35 %
|
100 %
|
8
|
Jumat/13-02-15
|
Jln.Teratai dalam
|
54 %
|
46 %
|
100 %
|
9
|
Sabtu/14-02-15
|
Jln.Teratai dalam
|
61 %
|
39 %
|
100 %
|
10
|
Minggu/15-02-15
|
Jln.Teratai dalam
|
62 %
|
38 %
|
100 %
|
![](file:///C:\Users\Win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.png)
Grafik terhadap
sampah organik dan anorganik serta jumlah total
Dari hasil tebel pengamatan dapat di simpulkan bahwa sampah organik lebih dominan atau mendominasi
jika di bandingkan jumlah sampah anorganik.Berdasarkan hasil pengamatan
tersebut maka sampah yang di hasilkan setiap harinya di jalan.Teratai dalam
kebanyakan adalah sampah organik.Dari tabel juga di dapat bahwa jumlah sampah
mengalami posisi naik turun,maksudnya jumlah sampah tidak pernah menurun atau
meningkat melainkan mengalami posisi yang berbeda.Hal ini di sebabkan oleh
sikap masyarakat yang mengonsumsi barang tidk pernah sama takarannya sehingga
di hasilkan pula sampah yang berbeda setiap harinya.Dari hasil pengamatan kami bahwa,
sedikit banyaknya sampah yang di hasilkan di pengaruhi oleh tingkat konsumsi
barang oleh masyarakat dan jumlah anggota keluarga dalam satu rumah dan tidak
di pengaruhi oleh jenis rumah itu sendiri.
Perhitungan % tabel ke 2:
Rumus mencari % sampah organik dan sampah anorganik:
a.Rumus mencari % sampah organik (O) dan anorganik(AO)
![](file:///C:\Users\Win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.png)
Contoh 1
Berdasarkan tabel pengamatan pada kolom 1,berapakah %
sampah organik dan anorganiknya?apabila diketahui massa sampah organik tanggal
6 februari 2015 adalah 18,2 Kg dan sampah anorganiknya adalah 9,2 Kg.
Dik:M.
Sampah organik = 18,2 kg
Sampah
anorganik =9,2 Kg
Dit = %
O..........?
Jawab: Masaa total =massa organik + massa
anorganik
![](file:///C:\Users\Win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image008.png)
![](file:///C:\Users\Win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image010.png)
![](file:///C:\Users\Win7\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image012.png)
3.Jenis
Sampah Berdasarkan Komponen
Polimer atau dalam bahasa sehari-hari disebut sebagai
plastik merupakan material yang saat ini ‘membanjiri’ kehidupan kita.
Benda-benda disekitar kita yang dahulunya dibuat dari material alam seperti
logam, kayu, serat, mineral-mineral, atau pun batu saat ini telah
disubstitusikan oleh material yag terdiri dari ikatan karbon ini
1. Material Plastik
Plastik yang dalam bahasa ilmiahnya
disebut sebagai polimer banyak dikenal sebagai material sintetik atau bahan
kimia yang memiliki karekteristik yang khas. Karakteristik plastik dianggap
khas karena selain bisa menjadi substitusi bagi material lain, plastik juga
mempunyai karekter tersediri sebagai material alternatif selain material yang
sudah ada
.2. PolimerPolimer
adalah material yang molekul-molekulnya
berupa pengulangan atau gabungan ikatan-ikatan kovalen partikelnya yang lebih
kecil. Satu molekul terdiri dari kombinasi molekul-molekul monomer. Hal
tersebut dapat kita lihat pada salah satu contoh polimer polyethene berikut
ini:
Gambar 2.4 Ikatan karbon polimer yang
terbentuk dari rangkaian monomer-monomer
3. Klasifikasi Polimer
Berdasarkan strukturnya polimer diklasifikasikan menjadi 3 kategori
(Ramsden,1995):
§ Plastik, yaitu polimer yang strukturnya permanen
§ Elastomer, yaitu polimer yang strukturnya elastis
§ Fibre, yaitu polimer yang strukturnya berupa
serat
4.sampah yang dapat di daur ulang dan
sukar di daur ulang
No
|
Nama Material
|
Dapat di daur ulang
|
Sukar di daur ulang
|
1
|
Daun
|
+
|
|
2
|
Sayuran
|
+
|
|
3
|
Kertas
|
+
|
|
4
|
Kaca
|
+
|
|
5
|
Kaleng
|
|
+
|
6
|
Plastik
|
+
|
+
|
7
|
Kain
|
+
|
|
8
|
Ikan,cangkang telur
|
+
|
|
Kesimpulan
Dari pengamatan yang telah di lakukan di jalan.Teratai
Dalam No.116,Lk 27,Kecamatan Medan Deli,Kota madya medan.Berbagai Jenis sampah
banyak di temukan dengan berbagai komponen yang berbeda.melalaui identifikasi
selama 10 hari kami banyak menemukan sampah,mulai dari sampah
organik:kertas,daun,sayuran dll,serta sampah anorganik,cangkang telur
:kaca,plastik,kaleng dll.
Serta jumlah sampah yang di hasilkan tiap harinya
mempunyai nilai atau hasil yang berbeda hla ini banyak di pengaruhi oleh jumlah
anggota keluarga dalam satu rumah dan di pengaruhi besar kecilnya tingkat
konsumsi terhadap barang tersebut.setelah di rata-ratakan jumlah sampah organik
lebih besar bila di bandingkan dengan jumlah sampah non organik
Daftar Pustaka
Ramsden E.N. 1995.Materials Science. Oxford: Stanlev Thornes
(Publisher) Ltd
Sutidja,Trim.2006.daur ulang sampah.jakarta:Bumi aksara
www.
blog.biodiesel-uap.com .Sampah plastic.17 februari 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar