Praktikum
Taksonomi Tumbuhan Rendah
LAPORAN
MINI RISET
LICHEN
LOKASI
: HALAMAN DEPAN DAN SAMPING FIP
DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK
I BIO DIK C 14
TRY UTARI 4142141029
ERMILA HAFNI NASUTION 4141141022
SUKMA INSANI SIAHAAN 4141141070
SRI ARDINA 4142141016
SYARIEL DIPUTRA SIHOLE 4141141072
MISKA KHAIRANI 4143141040
ELISABETH SIHOMBING 4142141004
JURUSAN
BIOLOGI
PROGRAM
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIMED
2015
A. LATAR BELAKANG
Lichen
sebagai tumbuhan yang menjadi bioindikator memiliki peranan yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Lichen membantu manusia dalam mengetahui kadar polusi
di suatu wilayah tertentu. Lichen juga berperan sebagai tumbuhan perintis, yang
berarti lichen dapat hidup saat tumbuhan lain tidak dapat hidup. Misalnya pada
lahan tandus, lahan bekas letusan gunung merapi, bebatuan, dan gurun pasir.
Lichen
yang biasa disebut dengan lumut kerak adalah hasil simbiosis antara fungi dan
alga hijau biru atau yang disebut dengan heliostoma. Fungi tidak dapat
berfotosintesis sedangkan alga yang bersimbiosis dengan fungi dapat
berfotosisntesis. Fungi sendiri berperan sebagai media tumbuhnya alga karena
alga tidak dapat langsung tumbuh pada pohon atau bebatuan.
Jenis
lichen yang dapat tumbuh dipengaruhi oleh kadar polusi suatu tempat. Pada
wilayah yang berpolusi cukup tinggi umumnya hanya lichen jenis foliose yang
dapat tumbuh. Sedangkan untuk wilayah yang berudara bersih biasanya lichen yang
tumbuh adalah lichen janggut tipe squamulose.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana
pembagian lichen berdasarkan tipe pertumbuhannnya?
2. Apakah
kondisi tempat berpengaruh terhadap pertumbuhan lichen?
3. Bagaimana
polusi udara dapat mempengaruhi pertumbuhan lichen?
C. TUJUAN
1. Mengamati
tipe-tipe lichen yang terdapat di halaman depan dan samping FIP
2. Mengamati
keanekaragaman lichen di halaman depan dan samping FIP
3. Mengamati
pengaruh polusi terhadap keanekaragaman lichen di halaman depan dan samping FIP
4. Mengamati
daerah tumbuh lichen di halaman depan dan samping FIP.
5. Mengamati
bentuk dan ukuran lichen di sekitar halaman depan dan samping FIP.
D. TINJAUAN TEORITIS
Menurut (Suhono, 2012) liken (latin=lumut pohon) merupakan organisme
simbiosis yang terdiri atas benang-benang fungi (hifa) dan alga hijau atau alga
hujau-biru mikroskopis yang hidup bersama sdan berfungsi sebagai satu indifidu.
Tubuh liken disebut talus dan tidak menyerupai komponen alga maupun fungi. Liken tumbuh dengan cepat pada bebatuan,
tanah, pohon, atau setruktur artifisial apapun. Mereka dapat hidup di kondisi
ekstrim seperti di Afrika, Amerika, bahkan padang pasir. Organisme ini berperan
penting sebagai vegetasi [erintis di beberapa habitat, karena kemampuannya
melakukan infasi pertama pada batu atau tanah yang baru terkena sinar matahari.
Lichenes
tersebut memulai pembentukan tanah dengan melapukkan pohon dan batu-batuan
serta dalam proses terjadinya tanah. Lichen sangat tahan terhadap kekeringan.
Jenis-jenis Lichen yang hidup pada bebatuan pada musim kering berkerut sampai
terlepas alasnya tetapi organisme tersebut tidak mati dan hanya berada dalam
hidup laten/dormancy. Jika segera mendapat air maka tubuh tumbuhan yang telah
kering tersebut mulai menunjukkan aktivitasnya kembali (Hasnunidah,2009).
Menurut Cahyono (1987)
diacu dalam Pratiwi (2006), menyatakan bahwa lichen dapat
dijadikan sebagai tumbuhan indikator untuk pencemaran udara dari kendaraan
bermotor,dimana adanya pencemaran udara akan menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan lichen dan penurunan jumlah jenis dengan beberapa marga.
Kelangkaan lumut kerak di wilayah yang terpolusi merupakan suatu fenomena yang
telah diketahui dan secara umum dapat disimpulkan bahwa kelompok
organisme-organisme ini beberapa memiliki kepekaan yang sangat tinggi terhadap
pencemaran udara(Treshow,1984 diacu dalam Istam, 2007) dalam jurnal Siti
Nurjanah. (Siti Nurjanah, -)
Struktur
morfologi lichen yang tidak memiliki lapisan kutikula, stomata dan organ
absorptif, memaksa lichen untuk bertahan hidup di bawah cekaman
polutan yang terdapat di udara. Jenis
lichen yang toleran dapat bertahan hidup di
daerah dengan kondisi lingkungan yang
udaranya tercemar. Sementara itu, jenis
lichen yang sensitif biasanya tidak
dapat ditemukan pada daerah dengan kualitas
udara yang buruk. Perbedaan sensitifitas
lichen terhadap polusi udara berkaitan erat dengan kemampuannya mengakumulasi
polutan (Conti dan Ceccheti 2000) dalam jurnal Desi Maria Panjaitan. (Desi
Maria Panjaitan, -)
E. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
No.
|
Nama Alat
|
Jumlah
|
1.
|
Penggaris
|
1
buah
|
2.
|
Meteran
Kain
|
1
buah
|
3.
|
Pulpen
|
1
buah
|
4.
|
Kamera
|
1
buah
|
5.
|
Laporan
Sementara
|
1
lembar
|
F. PROSEDUR KERJA
No.
|
Prosedur Kerja
|
1.
|
Menyediakan
alat dan bahan mini riset lichen.
|
2.
|
Menentukan
dan mendatangi lokasi pengamatan.
|
3.
|
Mengidentifikasi
tipe lichen yang ditemukan.
|
4.
|
Mengukur
lebar dan panjang lichen dengan menggunakan penggaris dan meteran kain.
|
5.
|
Mengukur
ketinggian lichen dari permukaan tanah.
|
6
|
Mencatat
hasil pengukuran dalam lembar data pengamatan.
|
G. HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan
pengamatan di halaman depan dan samping FIP, kami menemukan 2 tipe lichen,
yaitu foliose dan crustose. Lichen yang kami temukan kebanyakan tumbuh di
batang pepohonan dan sebagian kecil ditemukan pada batu yang terletak dekat dengan
parit. Hampir semua tipe lichen yang ditemukan adalah tipe foliose. Untuk tipe
crustose hanya ditemukan pada satu batang pohon. Warna lichen bertipe
folioseyang ditemukan berwarna hijau dan ada pula yang berwarna putih
kehijauan. Sedangkan untuk tipe crustese berwarna coklat.
Kondisi lingkungan
tempat ditemukannya lichen terpapar oleh sinar matahari, berada dekat dengan
parkiran sepeda motor dan jalan yang banyak dilalui kendaraan. Jarak rata-rata
tumbuhnya lichen
Tipe-Tipe
Lichen
Berdasarkan
pertumbuhannnya, tipe lichen dibedakan menjadi:
·
Foliose
Lichen yang memiliki struktur
seperti daun yang tersusun oleh lobus-lobus. Lichen ini melekat pada batu-batu,
ranting dengan rhizenes. Rhizenes berfungsi sebagai alat untuk mengabsorbsi
makanan..
·
Crustose
Lichenes yang memiliki thallus yang
berukuran kecil, datar, tipis, dan selalu melekat ke permukaan batu, kulit
pohon atau di atas tanah. Lichen crustose yang tumbuh terbenam di dalam batu
hanya bagian tubuh buahnya yang berada di permukaan disebut endolitik, dan yang
tumbuh terbenam pada jaringan tumbuhan disebut endoploidik atau endoploidal.
Lichen yang longgar dan bertepung yang tidak memiliki struktur berlapis disebut
leprose.
·
Fruticose
thallusnya berupa semak dan
memiliki banyak cabang dengan bentuk seperti pita. Thallus tumbuh tegak atau
menggantung pada batu daun-daunan atau cabang pohon.
·
Squamulose
lichen ini memiliki lobus-lobus
seperti sisik, lobus ini disebut squamulus yang Biasanya berukuran kecil dan saling
bertindih dan sering memiliki struktur tubuh buah yang disebut podetia.
Pengaruh
Kondisi Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Lichen
Intensitas
Cahaya
Intensitas cahaya merupakan faktor penting yang
membantu menentukan penyebaran dan pembentukan keanekaragaman tumbuhan. Berdasarkan adaptasinya terhadap cahaya, ada jenis-jenis
tumbuhan yang memerlukan cahaya penuh, juga ada tumbuhan yang tidak memerlukan
cahaya penuh. Beberapa lichen yang termasuk ganggang cyanophyta (cynobacterium)
yang tumbuh tersebar di hutan tropika mampu hidup pada intensitas cahaya yang
rendah. Lichen
juga mampu bertahan hidup pada kondisi lingkungan yang memiliki intensitas
cahaya yang tinggi dan juga rendah, hal ini ditandai dengan adanya lichen yang
hidup di gurun dan di utara.
Lichen
Sebagai Bioindikator Pencemaran Udara
Berdasarkan riset yang
telah dilakukan di depan dan samping FIP, tipe foliose ditemukan lebih banyak
daripada tipe crustose. Tipe foliose berwarna putih kehijauan dan warna hijau,
sedangkan tipe crustose yang ditemukan memiliki warna coklat kusam. Berdasarkan
literatur yang kami baca (jurnal) jika
di suatu tempat terdapat lebih banyak lichen dengan tipe foliose dibandingkan
dengan tipe lichen yang lainnya, maka dapat ditarik simpulan kawasan ini memiliki
kualitas udara yang rendah akibat adanya kepadatan lalu lintas setiap harinya.
H. KESIMPULAN
Dari
hasil pengamatan,tipe lichen yang kami amati hanya ada 2 tipe yaitu foliose dan
crustose dan lichen di FIP di dominasi warna hijau.sedikitnya jumlah lichen di
pengaruhi oleh polusi di FIP yang bisa di katakan tinggi,karena lokasi FIP yang
tepat berada di samping jalan tol dan jalan utama menuju unimed dengan jumlah
kendaran yang cukup banyak.sehingga lichen pun hanya sedikit di jumpai di FIP
DAFTAR
PUSTAKA
Hasnunidah,
Neni. 2009. Botani Tumbuhan Rendah. Bandarlampung: Unila
Nurjanah,
Siti, Yousep Anitasari, Shofa Mubaidullah, dan Ahmad Bashri. -. Keragaman
dan Kemampuan Lichen Menyerap
Air Sebagai Bioindikator Pencemaran Udara di Kediri. Jurnal Biologi
Panjaitan, Desi Maria, Fitmawati dan Atria Martina.
-. Keanekaragaman Lichen Sebagai
Bioindikator Pencemaran Udara di Kota Pekanbaru Provinsi Riau. Jurnal FMIPA
Suhono, B. 2012. Ensiklopedia Biologi Dunia
Tumbuhan Runjung Dan Jamur. Jakarta: Lentera Abadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar